Industri Peternakan (asap cair yang di gunakan adalah asap cair grade 2)
Penggunaan asap cair yang dicampur dengan extrak
tembakau, efektif sebagai penghilang bau serta mereda amonia berbahaya
bagi lingkungan serta produktifitas yang di timbulkan oleh kotoran
unggas, sampai saat ini merupakan solusi terbaik ini terbukti atas
semakin besarnya permintaan produk pada asap cair merk PROTEKSOL
(larvasia. odor extengusher) yang di keluarkan oleh UD. ARDHI BORNEO
GEMILANG terus saja meningkat hingga mencapai rata-rata 3000 liter
setiap bulanya.
Protexol hadir di tengah-tengah
masyarakat peternakan unggas di Indonesia dalam fungsinya untuk
meminimalisir dampak sosial usaha peternakan berupa bau busuk amonia
yang pasti muncul seiring perjalanan waktu.
Protexol mengetengah dengan keunggulan yang kompetitif dibandingkan metode penghilangan bau amonia yang lain.
Efisiensi dicapai dengan kepekatan pencampuran ke
dalam air yaitu 2%-4% saja. Satu kali penyemprotan larutan terbukti
mampu mengurangi bau amonia kotoran unggas sampai 90% selama 6 hari.
Potensi sumber daya alam lokal
Adanya potensi sumber
daya alam lokal yang sangat besar yaitu limbah tempurung kelapa
hendaknya dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk meningkatkan
pendapatan, dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka beberapa
hasil samping pertanian kelapa khususnya tempurung dan sabut dapat
diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti arang
tempurung kelapa yang sangat potensial untuk diolah menjadi arang
aktif. Meningkatnya produksi arang aktif yang menggunakan bahan dasar
tempurung kelapa mengurangi terjadinya pencemaran udara karena
penguraian senyawa-senyawa kimia dari tempurung kelapa pada proses
pirolisis.
Pada proses pirolisis
juga dihasilkan asap cair, tar dan gas-gas yang tak terembunkan. Asap
cair yang merupakan hasil sampingan dari industri arang aktif tersebut
yang juga memiliki nilai ekonomi tinggi jika dibandingkan dengan hanya
dibuang ke atmosfir.
Saat ini Indonesia
dikenal memiliki luas perkebunan kelapa terbesar di dunia yakni 3,712
juta Ha, sebagian besar merupakan perkebunan rakyat (96,6%) sisanya
milik negara (0,7%) dan swasta (2,7%). Dari potensi produksi sebesar 15
milyar butir pertahun hanya dimanfaatkan sebesar 7,5 milyar butir
pertahun atau sekitar 50% dari potensi produksi. Masih banyak potensi
kelapa yang belum dimanfaatkan karena berbagai kendala terutama
teknologi, dan daya serap pasar yang belum merata.
Inovasi
Usaha kami bergerak
di bidang agribisnis penghasil asap cair dengan pemanfaatan tempurung
kelapa sebagai bahan bakunya. Maka dengan itu, kami dapat membantu para
petani, meningkatkan nilai jual tempurung kelapa yang selama ini
hanya menjadi limbah yang tak termanfaatkan. Inovasi yang dikembangkan
salah satunya ialah berupa alat yang dapat memproduksi asap cair
lebih efisien dengan biaya pembuatan yang lebih murah serta produk yang
dihasilkan dapat menghasilkan asap cair yang jauh lebih berkualitas
dengan jumlah yang lebih banyak jika dibandingkan dengan alat pirolisis
pada umumnya. Dengan modifikasi pengembangan alat produksi ini, asap
cair akan bisa lebih mudah diproses oleh masyarakat menjadi produk
tepat guna, serta bernilai ekonomi tinggi sehingga dapat meningkatkan
ekonomi masyarakat.
Hal ini tidak hanya
berefek pada semakin besarnya pendapatan kami sebagai produsen asap
cair, tetapi lebih dari itu. Inovasi yang kami lakukan merupakan
terobosan bagi bertumbuh kembangnya fungsi (aplikasi) asap cair terhadap
sektor-sektor usaha serta produk-produk baru yang terbukti memiliki
daya saing, berbanding dengan produk penggantinya, baik dari segi
efektifitasnya, maupun nilai ekonomisnya.
Perbandingan Alat Produksi Asap Cair Teknologi yang Ada dengan Hasil Modifikasi
KETERANGAN
|
Gambar (a)
Destilator pada umumnya
|
Gambar (b)
Destilator hasil modifikasi kami
|
Destilator
|
|
|
Harga
|
Rp, 20.000.000
|
Rp, 2.000.000
|
Hasil produksi
|
25 lt Asap cair grade 3 /100 kg tempurung kelapa
|
50 lt Asap cair grade 2 /100 kg tempurung kelapa
|
Kadar Phenol
|
5,5%
|
29,77%
|
Dari tabel di atas
terlihat bahwa untuk gambar (a) merupakan gambar alat pirolisis yang
digunakan sebagai destilator Asap cair sebelum inovasi, sedangkan gambar
(b) merupakan alat pirolisis yang kami gunakan untuk produksi Asap
cair setelah dilakukan inovasi. Berdasarkan nilai ekonomi, harga alat
setelah inovasi 10 kali lebih murah dibandingkan alat produksi sebelum
inovasi. Selain itu, hasil produksi Asap cair dari gambar (b) mampu
menghasilkan volume 2 kali lebih banyak serta jauh lebih berkualitas
karena langsung menghasilkan sap cair grade 2 dengan hanya 1 kali
destilasi (tanpa destilasi ulang).
Keunggulan inovasi kami
Destilator asap cair yang kami
ciptakan memiliki pengaruh nilai lebih pada hasil produksinya yang
mencakup beberapa hal yaitu ;
-
Kapasitas kadar phenol yang jauh lebih besar yakni grade 3 sebesar 28,68 % dan grade 2 sebesar 29,77 %.
-
Hasil produksi 2 kali lebih banyak yakni : 50 liter/100 kg.
-
Langsung menghasilkan Asap cair grade 2 tanpa perlu destilasi ulang (redestilasi).
-
Satu-satunya senyawa yang
bersifat karsinogenik di dalam asap cair adalah senyawa Polycyclic
Aromatic Hydrocarbon (PAH) yaitu benzo@pyrene, sedangkan faktor
penyebab terbentuknya senyawa tersebut, jika pirolisis ada dalam suhu
diatas 310° C. Oleh karena itu pirolis yang kami pakai menggunakan PVC
yang anti korosi dan meredam panas. Suhu rata-rata pirolisis destilator
kami tidak lebih dari 50’C.
Seiring dengan
berkembangnya perhatian dunia terhadap produk-produk organik demi
menggeser ketergantungan terhadap penggunaan produk-produk kimia
berbahaya, berbagai penelitian serta penggunaan produk organik semakin
di optimalkan, sehubungan dengan itu, senyawa phenol yang terkandung di
dalam asap cair diharapkan bisa menyetarai fungsi senyawa formaldehida
(formalin), namun dalam emplementasinya penggunaan asap cair tersebut
belum benar-benar efektif menjangkau apa yang sejak awal sudah di
upayakan, adapun beberapa sebab-sebab yang melatar belakangi adanya
beberapa kendala diantaranya ialah kapasitas senyawa phenol yang
terkandung didalam asap cair masih terlalu kecil yakni berkisar 4%
hingga 5,5% (wikipedia.org). Aplikasi asap cair pada umumnya, hanya
efektif pada konsentrasi volume penggunaan yang masih jauh lebih besar
dari pada efektifitas konsentrasi penggunaan formalin, yaitu berkisar 1
banding 4. Atau bisa di sebut; 1 formalin setara dengan 4 asap cair,
Sehingga meskipun harga satuan liter asap cair lebih murah dari pada
harga satuan liter formalin, namun jika berdasarkan efektifitas volume
penggunaan yang di butuhkan, maka harga formalin masih jauh lebih murah
dari pada asap cair.
Kualitas asap cair
sangat ditentukan oleh kapasitas phenol yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu produk asap cair yang kapasitas kandungan phenolnya
mencapai 29,77% yang kemudian kami kembangkan dalam berbagai aplikasi
sampai hari ini masih belum memiliki pesaing yang signifikan.
Senyawa kimia dan waktu retensi Asap cair Tempurug Kelapa Grade 2 hasil produksi kami
Waktu retensi
|
Senyawa kimia
|
Area (%)
|
2,042
2,298
2,417
2,600
12,575
13,698
13,958
14,043
14,838
15,060
16,658
16,717
19,027
19,482
20,811
21,329
26,873
|
Heksan
Heksan
Siklonpentena
2-Propanon
1-Pentena-3-ol
Asam asetat
2-Propanon
2-Furaldehid
2-Furanmethanol
Asam Propanoic
2(3H)-Furanon
2-Furanmetanol
2-Siklopentan
O-metoksi phenol
2-Metoksi-4-metilphenol
Phenol
2,6 Dimetoksi Phenol
|
2,57
18,53
0,34
0,35
0,87
30,23
2,01
3,80
0,38
1,47
1,16
2,21
0,74
3,45
0,97
29,77
1,15
|
Klik pada gambar untuk memperbesar
No.
|
SENYAWA KIMIA
|
KAPASITAS
|
DEFINISI & FUNGSI
|
1
|
Heksan
|
18,53%
|
Heksana adalah senyawa organik yang
terbuat dari unsur-unsur karbon dan hidrogen. Terutama dihasilkan
melalui pemurnian minyak bumi, termasuk pelarut sayuran, membersihkan
agen, dan thermometer cairan. Toksisitas yang relatif dianggap
rendah, meskipun efek eksposur yang sangat tinggi dapat mencakup
iritasi, pusing, sakit kepala, dan mual
Heksana memiliki banyak kegunaan,
tetapi terkenal karena perannya sebagai pelarut. Banyak jenis tanaman
dan sayuran diperlakukan dengan senyawa ini untuk mengekstrak minyak
dan protein untuk digunakan dalam produk-produk lain mereka.
Menghasilkan diperlakukan termasuk kedelai, kacang tanah dan jagung
Heksana juga dipergunakan sebagai pelarut pembersihan dan pembersih gemuk industri.
|
2
|
Siklonpentena
|
0,34%
|
Cuclopentane digunakan dalam
pembuatan resin sintetis dan karet perekat dan juga sebagai agen
peniup dalam pembuatan poliuretana isolasi busa, seperti yang
ditemukan dibanyak ditemukan di banyak peralatan rumah tangga seperti
kulkas, freezer, menggantikan bahan perusak lingkungan seperti
CFC-11 dan HCFC-141b.
|
3
|
2-Propanon
|
2,01%
|
Bertindak sebagai agen pembersih;
disinfektan; bertindak sebagai pelarut untuk minyak dan tinta;
sebagai reagen dalam sintetis kimia kemersial lainnya. Ia digunakan
sebagai salep menggosok juga.
|
4
|
1-Pentena-3-ol
|
0,87%
|
Bahan tambahan makanan.
|
5
|
Asam Asetat
|
30,23%
|
-
Asam
asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena
tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun sebagai
macam serat dan kain.
-
Pengatur keasaman pada industri makanan
-
Pelunak air
-
Minuman fungsional misal: cuka apel
-
Sebagai bahan baku vinil asetat, Selulosa asetat, Asetat Anhidrit, Ester Asetat, dan Garam Asetat
|
5
|
2-Furaldehid
|
3,80%
|
Digunakan sebagai obat pelarut
dalam pertanian dan sebagai formulasi ajuvan untuk membantu herbisida
menembus struktur daun. Digunakan untuk membuat bahan kimia, furan
lain seperti furoic asam, melalui oksidasi. 5 dan furan sendiri
melalui paladium catalized decarbonylation, fase uap 6 furtural juga
penting sebagai pelarut kimia.
|
6
|
2-Furanmethanol
|
0,38%
|
Pelarut untuk berbagai produk dan
menggunakan (lemak, lilin, resin, pewarna, minyak nabati, cleaner,
cat, tinta dan orang lain: ca 50 hingga 70 persen ditotal) dan
menengah dalam aplikasi industri ( Ca 30 hingga 50 persen ).
|
7
|
Asam Propanoic
|
1,47%
|
Menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri.
|
8
|
2(3H)-Furanon
|
1,16%
|
Semacam penyegelan bahan yang
digunakan untuk membentuk lapisan keras pada permukaan berpori
(sebagai lapisan cat atau pernis digunakan untuk ukuran permukaan).
|
9
|
2-Furanmetanol
|
2,21%
|
Furan Polimer, dalam membuat cat dan semen, resin fenol, sebagai pelarut, perasa.
|
10
|
O-metoksi phenol
|
3,45%
|
Prekursor ke berbagai flavorants
seperti eugenol 7 dan vanilin. 8 turunannya yang digunakan
medicinally sebagai sebuah expectorant, antiseptik, dan bius lokal.
Hal ini juga dapat digunakan sebagai pewarna dalam reaksi kimia,
seperti oksigen akan mengubah guaiacol dari berwarna cokelat.
|
11
|
2-Metoksi-4-Metilphenol
|
0,97%
|
Kresol secara luas digunakan dalam
pestisida, kedokteran, rempah-rempah, pewarna, resin sintetis,
antioksidan dan bidang lainnya. Atthe waktu yang sama, itu adalah
kekurangan demestik baik produk kimia, khususnya, O-Kresol dan
P-Kresol, ada serius pasokan pendek di pasar domestik.
|
12
|
Phenol
|
29,77%
|
Fenol juga merupakan pendahulu
serbaguna koleksi besar obat-obatan terutama aspirin, tetapi juga
banyak herbisida dan obat-obat pertanian. Phenol juga digunakan
sebagai lisan anastesi/analgesik dalam produk-produk seperti:
Chloraseptik atau nama merk lain yang setara generik digunakan untuk
sementara mengobati faringitis.
|
13
|
2,6 Dimektosi Phenol
|
1,15%
|
Zat berwarna kekuningan, berminyak,
aromatik berasal dari guaiacum atau kayu creosote yang digunakan
sebagai ekspektorant, anestesi lokal dan antiseptik.
|
Data Pengamatan Unsur Turunan Phenol Asap Cair
Oleh: Rina (UNIBRA)
Total fenolat (ppm)
Sampel
|
Ul
|
m smpl
|
abs
|
Total fenolat (ppm)
|
Asap cair
|
1
|
5
|
0,566
|
11457,490
|
2
|
5
|
0,572
|
11578,947
|
Flavonoid (ppm)
Sampel
|
Ul
|
m smpl
|
abs
|
Total fenolat (ppm)
|
Asap cair
|
1
|
2
|
0,388
|
9325,322
|
2
|
2
|
0,398
|
9565,665
|